Rabu, 13 Agustus 2014

Hal-hal magis tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat di bali. dari keseharian, upacara atau semacamnya. masyarakat di bali sangat menghormati sesuatu yang Niskala (tak kasat mata), dan seperti yang dikutip di beberapa web, kita akan sedikit berbagi apa yang kita dapat ketahui tentang hal hal mistis di bali.


Berikut adalah 5 Hal Paling Mistik Di Pulau Bali :


1. Pengleakan
merupakan ilmu hitam yang berasal dari bali, pada umumnya mereka yang melakukan pengeleakan memperoleh keabadian ( tidak bisa mati ). ilmu pengleakan memiliki beberapa tingkatan itu terlihat dari wujudnya ketika nge-leak, yang paling rendah adalah berubah menjadi seekor anjing, sedangkan yang paling tinggi adalah menjadi seekor kera.

Ilmu pengleakan merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan di bali, seseorang yang diketahui memiliki ilmu ngeleak tidak boleh disinggung tentang ilmunya, apalagi berbondong bondong kerumahnya sambil membawa obor dan meneriakinya, karena konon seseorang yang ilmu pengleakannya tinggi bisa membunuh orang satu desa dalam satu malam.


2. Leak
berbeda dengan pengleakan, kalau pengleakan adalah ilmunya, sedangkan Leak merupakan mahluk Niskala ( tak kasat mata ) yang berada di bali. beberapa Leak hanya bersifat mengganggu, namun ada juga yang dapat membunuh seseorang dengan cara yang mengerikan.


3. Rangda
merupakan perwujudan amarah Dewi Durgha, istri dari dewa siwa ( mitologi Hindu bali ). Rangda merupakan ratu dari para leak. wujudnya adalah mata melotot, kuku yang panjang, gigi taring yang sangat panjang, lidah yang menjulur sampai kaki dan terdapat banyak bola api diatas lidahnya dan membawa kain putih di tangannya.

Rangda biasanya muncul di Pura Dalem (pura tempat memuja dewa Siwa, selalu berada di dekat kuburan) pada hari hari tertentu, konon seseorang yang melihat Rangda akan sakit parah selama 3 hari, dan seseorang yang disentuh dengan kain putih milik rangda akan mati dan tidak dapat lahir kembali ( Reinkarnasi ) jika anda melihat rangda, sebaiknya lari sekencang kencangnya ke tempat yang sejauh jauhnya, jika anda beruntung anda masih bisa hidup lebih lama.

    
4. Celuluk
Celuluk adalah salah satu antek antek rangda, wujudnya adalah mata yang berlubang, gigi yang besar dan kepala yang botak bagian depan. Celuluk tidak bisa membunuh manusia karena dia adalah Leak yang sangat penakut. namun celuluk sanga suka menakut nakutii manusia. Celuluk memiliki tawa yang sangat mengerikan dan wujud yang seram, namun jika kita mengancam Celuluk, dia akan ketakutan dan menghilang. Celuluk biasa muncul di hutan hutan, sungai, jembatan yang sepi, serta perempatan jalan yang dekat dengan kuburan. Celuluk lebih sering muncul dihadapan manusia ketimbang leak leak lainnya.


5. Calonarang
Ini merupakan seni pertunjukan di bali yang masih sering dipentaskan sampai sekarang, pemain calonarang adalah seorang Balian (dukun) yang memilikin kesaktian tinggi, inti dari pertunjukan ini adalah memanggil Leak leak disekitar tempat pertunjukan untuk diadu kesaktiannya dengan leak leak tersebut, jika si Balian kalah maka Balian tersebut akan mati.acara ini sangat bergengsi dikalangan Balian dan umumnya bertujuan untuk unjuk kesaktian atau agar diakui oleh orang lain bahwa dia memiliki kesaktian yang tinggi.

Pertunjukan Calonarang dimulai tengah malam dan para penonton tidak diijinkan untuk meninggalkan tempat pertunjukan hingga pertunjukan selesai (biasanya batas tempat pertunjukan diberi garis sebagai pertanda batas pelindung magis si balian kepada para penonton jika seseorang nekat meninggalkan tempat pertunjukan sebelum acara selesai, maka dia akan diganggu oleh leak leak yang dipanggil oleh si balian atau bahkan terbunuh.

Seluruh rakyat Indonesia mendambakan segera terwujudnya kehidupan berbangsa yang maju, adil-makmur, damai, dan mandiri. Kondisi makroekonomi dalam sepuluh tahun terakhir memang lumayan bagus. Namun, hampir 68 tahun merdeka, Indonesia masih sebagai negara berkembang dengan tingkat pengangguran dan kemiskinan yang tinggi serta daya saing dan indeks pembangunan manusia (IPM) yang rendah.

Yang lebih memprihatinkan, dalam kemajuan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga yang potensi pembangunannya (SDA dan SDM) lebih kecil seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Korea Selatan, dan Jepang. Mengapa ini terjadi? Jawaban singkatnya, karena negara salah urus. Untuk bisa bangkit menjadi bangsa maju dan makmur, banyak hal yang harus dibenahi, tetapi yang paling utama adalah bidang pendidikan dan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi).

Fakta empiris membuktikan, sejak zaman keemasan Romawi, Islam (abad ke-7 M sampai Revolusi Industri 1753 M) hingga kapitalisme sekarang, kunci kemajuan dan kemakmuran suatu bangsa terletak pada kualitas SDM dan kemampuan bangsa tersebut dalam menguasai, menghasilkan, dan menerapkan inovasi teknologi di berbagai bidang kehidupan.

Status sekarang

Tingkat kemajuan bangsa Indonesia berkorelasi sangat nyata dengan kualitas pendidikan dan kapasitas teknologinya. Pada 2007 hanya 80% dari seluruh anak yang masuk sekolah dasar (SD) bisa lulus, dan hanya 61 persennya melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkap pertama (SLTP). Dari seluruh anak yang masuk SLTP itu, hanya 48% yang lulus. Dari yang lulus ini, hanya 21% yang melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA). Lalu, dari seluruh anak yang masuk SLTA, hanya 10% yang lulus.

Dari semua yang lulus SLTA, hanya 1,4% yang diterima di perguruan tinggi. Wajar bila sekitar 70% dari total angkatan kerja Indonesia berpendidikan lulus atau tidak tamat SD dan hanya sekitar 2% yang berpendidikan S-1, S-2, dan S-3. Indikator lain yang menggambarkan buruknya kinerja dan kualitas sistem pendidikan nasional adalah rendahnya prestasi perguruan tinggi (PT) kita. Empat PT terbaik di Indonesia (UGM, UI, ITB, dan IPB) ternyata di tingkat dunia hanya menduduki peringkat ke– 440 (UGM), 497 (ITB), 581 (UI), dan 839 (IPB).

Jebloknya kinerja sistem pendidikan ditambah dengan sistem penelitian dan pengembangan (R & D) yang masih terseok- seok, dan minimnya apresiasi pemerintah dan masyarakat kepada para ilmuwan dan ahli teknologi diyakini telah menyebabkan rendahnya kapasitas iptek dan daya inovasi bangsa Indonesia. Ini tercermin pada indeks pencapaian teknologi yang menempatkan Indonesia ke dalam kelompok negara-negara yang hanya mampu sedikit mengadopsi teknologi, tetapi belum sampai pada tahap implementasi secara luas (technology adaptor countries).

Muara dari buruknya kinerja sistem pendidikan dan iptek adalah rendahnya daya saing ekonomi dan IPM. Tahun lalu daya saing ekonomi Indonesia berada pada peringkat ke-50 dari 144 negara yang disurvei. Sementara IPM Indonesia pada 2012 hanya sebesar 0,629, lebih rendah dari rata-rata kelompok negara dengan nilai IPM menengah yakni 0,640.

Menatap masa depan

Sebab itu, kita harus segera memperbaiki sistem pendidikan dan iptek secara komprehensif agar kita mampu meningkatkan kualitas SDM secara signifikan, mengubah dari bangsa konsumen menjadi produsen teknologi, membangun ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy), dan memenangi persaingan global secara elegan.

Selain memiliki kapasitas iptek mumpuni, SDM Indonesia juga harus memiliki iman dan takwa termasuk etos kerja unggul dan akhlak mulia. Ini sangat penting karena telah terbukti bahwa sistem pendidikan barat (konvensional) ternyata hanya menghasilkan SDM yang unggul secara iptek, tetapi buruk moralnya, hedonistis, serakah, sombong, pembohong, dan hipokrit. Tidak bersyukur kepada Tuhan yang menciptakannya.

Untuk itu, sejumlah langkah terobosan berikut mesti kita tempuh. Pertama, memastikan bahwa sistem pendidikan harus menghasilkan SDM yang mampu menyerap, mengaplikasikan, dan menghasilkan inovasi teknologi yang diperlukan bagi proses industrialisasi dan pembangunan masyarakat serta ekonomi berbasis iptek dan imtak.

Kedua, pembentukan kemampuan dasar; etos kerja (seperti kerja keras, cinta ilmu, entrepreneurship, hemat, disiplin, taat hukum, dan teamwork); dan akhlak termasuk kejujuran, amanah, adil, toleransi, kasih sayang, dan semangat untuk menolong sesama harus dilakukan secara terus menerus sejak TK, SD, sampai ke PT. Sedangkan penempaan kemampuan khusus baru dimulai dari tingkat SLTA (kelas 10).

Ketiga, untuk memenuhi kebutuhan tenaga terampil tingkat menengah bagi berbagai industri dan sektor ekonomi yang terus berkembang, kita perlu memperbanyak sekolah-sekolah kejuruan tingkat menengah atas dan politeknik (D-1 sampai D-3) berkualitas unggul sesuai kebutuhan di setiap daerah di seluruh Nusantara. Sekolah kejuruan yang dimaksud tidak hanya untuk keteknikan dan IPA, tetapi juga untuk jurusan akuntansi, bahasa, industri kreatif, dan ilmu humaniora lainnya.

Keempat, dalam upaya menghasilkan lulusan PT (S-1, S-2, dan S-3) yang unggul di era globalisasi ini serta produk teknologi untuk memenuhi kebutuhan nasional maupun ekspor, kita harus upayakan secara bertahap untuk menjadikan seluruh PT di Indonesia menjadi PT berbasis riset (research- based university) dan berkualitas internasional (world class university). Dalam merancang dan melaksanakan penelitian, PT harus bekerja sama dengan LIPI, BPPT, LAPAN, BAKOSUR TANAL, dan lembaga-lembaga litbang di bawah kementerian.

Selain itu, pemerintah juga harus membantu menjodohkan (match making) para peneliti baik dari PT maupun lembaga penelitian lain dengan sektor industri (swasta nasional, swasta asing, dan BUMN) untuk menjadikan temuan-temuan penelitian yang bersifat skala laboratorium (prototipe) menjadi produk teknologi komersial yang laku di pasar dalam dan luar negeri.

Kelima, kebijakan politikekonomi, khususnya politik anggaran pemerintah, harus dapat memenuhi kebutuhan sistem pendidikan dan iptek nasional agar kedua sistem ini mampu melaksanakan fungsinya secara optimal seperti diuraikan pada butir pertama sampai keempat. Kebutuhan itu mencakup guru, dosen, dan peneliti berkualitas; prasarana dan sarana (seperti perpustakaan, laboratorium, kapal latih, teaching hospital, teaching farm, dan science park); dan dana litbang.

Dengan mengimplementasikan lima langkah terobosan di bidang pendidikan dan iptek di atas, insya Allah cita-cita kita bersama untuk mewujudkan Indonesia sebagai bangsa maju, sejahtera, dan berdaulat dengan kekuatan ekonomi terbesar ketujuh pada 2025 bukan hanya mimpi.


SUMBER


Jurusan Teknik Sipil berdiri 1981 dan telah meluluskan lebih dari 2500 Sarjana Teknik Sipil yang berkarier sebagai Pegawai Pemerintah dan Swasta, Pengusaha Kontraktor dan Konsultan, Akademisi. Jurusan dikelola oleh 23 Dosen yang bergelar Doktor dan Magister. Jumlah mahasiswa aktif kurang lebih 500 mahasiswa.
 
Lulusan dibekali dengan ketrampilan dan keahlian bidang teknik sipil antara lain bangunan Gedung, Bangunan Keairan (bendungan dan irigasi), Bangunan Transportasi (jalan, jembatan dan pelabuhan), Manajemen Proyek dan Transportasi. Fasilitas laboratorium antara lain, Fisika, Gambar dan CAD, Komputer Aplikasi Rekayasa Sipil, Mekanika Tanah, Bahan dan Konstruksi, Jalan Raya, Geodesi, serta Hidrolika. Dukungan ekstra kurikuler terdiri atas kelompok studi jembatan, gedung, dan bangunan air dan telah beberapa kali meraih juara regional maupun nasional.
 
SUMBER 
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) adalah perguruan tinggi swasta terakreditasi "A" dengan Nomor SK: 074/SK/BAN-PT/Ak-IV/PT/II/2013, yang berpusat di kampus III terpadu Universitas Muhammadiyah Malang, Jalan Raya Tlogomas 246 Kota Malang, Jawa Timur. Universitas yang berdiri pada tahun 1964 ini berinduk pada organisasi Muhammadiyah dan merupakan perguruan tinggi Muhammadiyah terbesar di Jawa Timur. UMM termasuk dalam jajaran PTS terkemuka di Indonesia bersama UII dan UMY. Oleh karena didominasi warna dinding putih, UMM sering disebut sebagai kampus putih
UMM merupakan salah satu universitas yang tumbuh cepat, sehingga oleh PP Muhammadiyah diberi amanat sebagai perguruan tinggi pembina untuk seluruh PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah) wilayah Indonesia Timur. Program-program yang didisain dengan cermat menjadikan UMM sebagai "The Real University", yaitu universitas yang benar-benar universitas dalam artian sebagai institusi pendidikan tinggi yang selalu komit dalam mengembangkan Tri Darma Perguruan Tinggi
Pada sekarang ini Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menempati 3 lokasi kampus, yaitu kampus I di Jalan Bandung 1, kampus II di Jalan Bendungan Sutami 188 A dan kampus III di Jalan Raya Tlogomas 246. Kampus satu yang merupakan cikal bakal UMM, dan sekarang ini dikonsentrasikan untuk program Pasca Sarjana. Sedangkan kampus II yang dulu merupakan pusat kegiatan utama , sekarang di konsentrasikan sebagai kampus Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Kesehatan. Sedangkan kampus III sebagai kampus terpadu dijadikan sebagai pusat sari seluruh aktivitas.

SUMBER 

Indahnya Jombang

Jombang adalah kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi Jawa Timur. Luas wilayahnya 1.159,50 km²[2], dan jumlah penduduknya 1.201.557 jiwa (2010), terdiri dari 597.219 laki-laki dan 604.338 perempuan. Pusat kota Jombang terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten, memiliki ketinggian 44 meter di atas permukaan laut, dan berjarak 79 km (1,5 jam perjalanan) dari barat daya Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Jombang memiliki posisi yang sangat strategis, karena berada di persimpangan jalur lintas utara dan selatan Pulau Jawa (Surabaya-Madiun-Yogyakarta), jalur Surabaya-Tulungagung, serta jalur Malang-Tuban.[3]
Jombang juga dikenal dengan sebutan Kota Santri, karena banyaknya sekolah pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayahnya.[4] Bahkan ada pameo yang mengatakan Jombang adalah pusat pondok pesantren di tanah Jawa karena hampir seluruh pendiri pesantren di Jawa pasti pernah berguru di Jombang. Di antara pondok pesantren yang terkenal adalah Tebuireng, Denanyar, Tambak Beras, Pesantren Attahdzib (PA), dan Darul Ulum (Rejoso).
Banyak tokoh terkenal Indonesia yang dilahirkan di Jombang, di antaranya adalah mantan Presiden Indonesia yaitu KH Abdurrahman Wahid, pahlawan nasional KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahid Hasyim, tokoh intelektual Islam Nurcholis Madjid, serta budayawan Emha Ainun Najib dan seniman Cucuk Espe.
Konon, kata Jombang merupakan akronim dari kata berbahasa Jawa yaitu ijo (Indonesia: hijau) dan abang (Indonesia: merah). Ijo mewakili kaum santri (agamis), dan abang mewakili kaum abangan (nasionalis/kejawen). Kedua kelompok tersebut hidup berdampingan dan harmonis di Jombang. Bahkan kedua elemen ini digambarkan dalam warna dasar lambang daerah Kabupaten Jombang.[5]

SUMBER